Oleh Didiet Maulana, Founder JGBB
SURABAYA, 29 November 2025. Pagi itu ketika saya masuk ke Venture Ballroom di Artotel TS Suites Surabaya, suasananya terasa akrab meski banyak wajah baru. Peserta sudah berdatangan, membawa rasa ingin tahu dan semangat untuk memperbaiki arah bisnis mereka. Lebih dari 100 pelaku usaha, mahasiswa, dan kreator muda memilih meluangkan waktu mereka untuk belajar bersama di kelas JGBB Surabaya 2025.

Acara ini terselenggara dengan dukungan dari Artotel TS Suites Surabaya, Cititransindo, serta teman-teman dari Wardah Beauty, Shine Cake, Fitnessworks Surabaya Graha SA, dan Ladang Lima, dibantu penyebaran informasinya oleh She Radio FM, MTB FM Surabaya, dan Agenda Kota. Kolaborasi ini membuat kelas JGBB bisa berjalan dengan nyaman dan tertata.

Dari Pembukaan Hingga Sesi Energik untuk Memulai Hari
Kami memulai pukul 10.00 WIB dengan video singkat tentang perjalanan JGBB. Setiap kota membawa energi yang berbeda, dan kali ini Surabaya terasa lebih hangat juga bersemangat. Sesi UMKM Hero Challenge bersama JGB x Le Minerale langsung membuat peserta fokus dengan cara yang sederhana tapi efektif.


Sebelum masuk ke materi utama, tim dari Fitnessworks Surabaya Graha SA mengajak peserta melakukan mini exercise ringan. Saya ikut bergerak bersama mereka. Momen singkat yang membuat seluruh ruangan terasa lebih cair.
Saat masuk ke sesi materi, saya mengajak peserta kembali ke dasar: memahami siapa diri kita sebagai pemilik brand dan apa yang sebenarnya ingin kita bangun. Saya senang melihat bagaimana peserta aktif mencatat, bertanya dan bereaksi pada setiap pembahasan. Rasanya seperti ruang belajar yang hidup, tempat ide dan pengalaman saling bertemu.
UMKM Present “Ruang untuk Terlihat dan Didengar“
Sesi UMKM Present selalu menjadi salah satu momen favorite saya.

Di sini, para peserta berani maju memperkenalkan produk dan menceritakan perjalanan mereka. Ada yang berbagi tentang membangun usaha dari nol, ada yang bercerita tentang bangkit setelah gagal, dan ada pula yang sedang mencari arah baru untuk brand mereka.
Inilah tujuan JGBB untuk “memberikan ruang agar cerita-cerita itu tidak hanya berhenti di kepala, tapi bisa menginspirasi banyak orang lainnya.”

Pada sesi tanya jawab, peserta banyak bertanya soal cara memperkuat identitas brand, menghadapi perubahan pasar, mengembangkan bisnis di ranah digital, sampai bagaimana menjaga emosi ketika usaha lagi nggak stabil. Saya berusaha menjawab dengan contoh yang nyata dan hal-hal yang pernah saya alami sendiri selama membangun IKAT Indonesia. Melihat cara mereka menanggapi, saya semakin merasa bahwa ruang belajar seperti ini memang dibutuhkan bukan hanya untuk mencari jawaban, tapi juga untuk melihat masalah bisnis dengan sudut pandang yang lebih sederhana dan relevan.
Closing Statement & Networking: Kolaborasi yang Berlanjut
Sebelum menutup kelas, saya menyampaikan satu hal yang selalu menjadi pengingat saya yaitu,
“brand yang kuat dibangun dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten.

Setelah itu saya mengajak mereka foto bersama dan lanjut ke sesi networking. Peserta saling bertukar kontak, ngobrol tentang peluang kerja sama, sampai membahas rencana kecil yang ingin dijalankan setelah pulang. Momen santai seperti ini yang biasanya membuka banyak peluang baru.
Testimoni Peserta
Banyak peserta yang mengungkapkan bahwa kelas ini memberikan mereka perspektif baru, bukan hanya strategi. Ada yang merasa akhirnya memahami arah brand-nya, dan ada yang senang menemukan lingkungan belajar yang terasa aman dan relevan dengan masalah yang mereka hadapi.
Tentang Jadi Gini Belajar Bersama (JGBB)
Jadi Gini Belajar Bersama (JGBB) adalah gerakan edukasi dan kolaborasi yang saya mulai sejak 2020. Tujuannya sederhana yaitu menyediakan ruang yang praktis, relevan, dan manusiawi bagi pelaku UMKM untuk belajar dan berkembang. Melalui kelas dan lokakarya di berbagai kota, JGBB ingin menjadi tempat di mana pelaku usaha bisa bertumbuh tanpa merasa sendirian.
