Oleh Didiet Maulana

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Sabtu, 26 Oktober 2024 kemarin menjadi hari yang sangat berkesan bagi saya. Setelah perjalanan panjang dari Jakarta menuju Surabaya, saya disambut dengan antusiasme luar biasa dari para peserta JGBB (Jadi Gini Belajar Bersama) di Borneo Room, Intiland Tower.
Atmosfer yang Memukau Sejak Awal
Pukul 09.30 WIB, satu jam sebelum acara dimulai, Borneo Room sudah mulai ramai. Para peserta datang dengan wajah bersemangat, membawa notebook, dan yang paling menarik – banyak yang sudah saling berkenalan dan berdiskusi tentang bisnis mereka masing-masing.
Saya langsung merasakan energi positif yang mengalir di ruangan itu. Ada sesuatu yang berbeda dari komunitas entrepreneur Surabaya – mereka sangat terbuka untuk sharing dan belajar dari satu sama lain.
Keberagaman yang Menginspirasi

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Yang membuat saya terkagum adalah keberagaman peserta yang hadir. Ada ibu-ibu yang menjalankan bisnis kuliner dari rumah, ada anak muda fresh graduate yang baru memulai startup digital, ada juga pengusaha yang sudah running beberapa tahun tapi ingin scale up bisnisnya.
Salah satu peserta yang paling memorable adalah Mbak Sari (nama disamarkan), pemilik brand hijab lokal yang sudah berjalan 3 tahun. Dia bercerita bagaimana bisnisnya stuck di omzet yang itu-itu saja karena tidak tahu cara membangun brand awareness yang efektif.
Ada juga Mas Budi, owner kedai kopi kecil di daerah Gubeng, yang ingin belajar bagaimana cara differentiate brand-nya di tengah persaingan coffee shop yang semakin ketat di Surabaya.
Momen-Momen Berharga Selama Sesi
Sesi Brand Positioning Workshop

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Bagian yang paling seru adalah ketika saya meminta peserta untuk melakukan brand positioning exercise. Saya bagi mereka menjadi beberapa kelompok kecil dan minta mereka untuk saling feedback tentang positioning bisnis masing-masing.
Ternyata, 70% peserta belum memiliki brand positioning yang jelas! Banyak yang masih bingung apa yang membuat bisnis mereka berbeda dari kompetitor. Di sinilah magic-nya terjadi – mereka mulai brainstorming bersama dan saling memberikan insight.
Case Study Session yang Interaktif
Saat saya sharing case study tentang rebranding sebuah UMKM kuliner yang berhasil meningkatkan omzet 300% dalam 6 bulan, mata peserta berbinar-binar. Yang bikin seru, mereka langsung connect dengan situasi bisnis mereka sendiri dan mulai bertanya detail tentang implementasinya.
“Mas Didiet, kalau untuk bisnis fashion seperti saya, apakah strategi yang sama bisa diterapkan?” tanya salah satu peserta.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang membuat sesi jadi sangat hidup dan interaktif.
Coffee Break yang Produktif

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Bahkan di sesi coffee break, networking antar peserta berlangsung sangat natural. Saya melihat mereka bertukar kontak, sharing Instagram bisnis masing-masing, bahkan ada yang langsung discuss potential collaboration.
Ini yang saya suka dari komunitas entrepreneur – mereka tidak melihat satu sama lain sebagai kompetitor, tapi sebagai partner yang bisa saling support.
Insight dan Learning yang Terjadi
Aha Moment Para Peserta

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Salah satu momen paling rewarding bagi saya sebagai facilitator adalah ketika melihat “aha moment” di wajah peserta. Ada beberapa insight yang paling sering muncul:
“Ternyata saya selama ini fokus ke produk, tapi lupa membangun emotional connection dengan customer.” – Ini feedback yang sering banget keluar dari peserta yang sudah running bisnis beberapa tahun.
“Sekarang saya paham kenapa marketing saya tidak efektif – ternyata saya belum tahu siapa exact target market saya.” – Insight ini biasanya datang dari entrepreneur yang baru memulai.
“Saya baru sadar kalau brand itu bukan cuma logo, tapi whole experience yang customer rasakan.” – Ini enlightenment yang hampir semua peserta alami.
Strategi Marketing yang Applicable

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Yang paling saya tekankan adalah implementable strategy. Saya tidak mau peserta pulang cuma dengan teori yang bagus tapi tidak bisa diaplikasikan.
Makanya, setiap konsep yang saya jelaskan selalu disertai dengan actionable steps dan tools yang bisa langsung mereka gunakan. Mulai dari template brand guideline sederhana, framework untuk content planning, sampai checklist untuk evaluasi marketing campaign.
Kolaborasi dengan Partner Lokal
Terima kasih juga untuk @subco.id sebagai venue partner yang menyediakan tempat yang nyaman dan kondusif untuk belajar. Borneo Room dengan view city yang keren memberikan vibe yang pas untuk sesi brainstorming.
Media partners @sheradiofm dan @mtbfmsurabaya juga luar biasa supportnya dalam menyebarkan informasi acara ini ke komunitas yang lebih luas.
Community partners seperti @publish.creators, @markas.sby, dan @usahasosial_id turut memperkaya diskusi dengan perspektif mereka masing-masing tentang ecosystem entrepreneur di Surabaya.
Quote yang Paling Memorable
Ada satu quote dari peserta yang sampai sekarang masih teringat di kepala saya:
“Pak, setelah dengerin sharing hari ini, saya jadi sadar kalau selama ini saya cuma jualan produk. Padahal yang dibutuhin customer itu bukan produknya, tapi solusi dari masalah mereka.”
Ini dari Mas Andi, owner startup edu-tech yang focus ke skill development untuk blue collar workers.
Statement ini langsung dapat applause dari peserta lain karena banyak yang relate dengan situasi yang sama.
WhatsApp Group yang Tetap Aktif
Yang paling menggembirakan adalah antusiasme peserta untuk tetap connected setelah acara selesai. WhatsApp Group JGBB Community Surabaya yang dibuat langsung rame dengan sharing progress, tanya jawab follow-up, dan bahkan beberapa collaboration yang mulai terbentuk.
Sampai artikel ini ditulis, grup masih aktif dengan diskusi-diskusi berkualitas tentang implementasi materi yang sudah dipelajari.
Komitmen untuk Tetap Mendukung

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Sebagai follow-up dari acara kemarin, saya komit untuk tetap available untuk support komunitas JGBB Surabaya. Rencananya, 3 bulan ke depan akan ada sesi online check-in untuk melihat progress implementasi dari masing-masing peserta.
Saya juga sedang explore kemungkinan untuk mengadakan JGBB Surabaya Chapter 2 dengan tema yang lebih specific, mungkin focus ke digital marketing atau customer retention strategy.
Terima Kasih, Surabaya!

Foto oleh : Tim Dokumentasi JGBB
Honestly, energi dari para entrepreneur Surabaya kemarin itu infectious banget. Passion dan semangat belajar mereka mengingatkan saya kenapa saya suka banget sharing knowledge melalui platform seperti JGBB.
Surabaya memang kota yang istimewa. Tidak hanya sebagai kota pahlawan, tapi juga sebagai kota yang melahirkan entrepreneur-entrepreneur hebat yang siap menggebrak pasar nasional bahkan internasional.
Buat teman-teman yang kemarin hadir, terima kasih sudah mempercayakan 2 jam waktu kalian untuk belajar bersama. Saya tunggu update progress bisnis kalian ya!
Dan buat yang kemarin belum sempat join, stay tuned untuk announcement JGBB session berikutnya. Follow Instagram @jadiginibelajarbersama untuk update terbaru.
Sampai jumpa lagi, Surabaya! 🙌🏼
Ingin ikutan JGBB session di kota lain? Follow @jadiginibelajarbersama untuk info roadshow selanjutnya dan jangan lupa join komunitas kita untuk tetap connected dengan fellow entrepreneurs dari seluruh Indonesia.